Berpolitik PKB: Rahmatan lil Alamin untuk Kemaslahatan Dunia dan Akhirat
Politik sering kali dipersepsikan sebagai arena perebutan kekuasaan semata. Namun, bagi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang berlandaskan pada nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja), politik memiliki dimensi yang jauh lebih mulia, yaitu rahmatan lil alamin—membawa rahmat dan kebaikan bagi seluruh alam semesta. Sebagaimana disampaikan oleh para ulama Aswaja, politik adalah jalan untuk menciptakan kemaslahatan di dunia sekaligus menjadi bekal menuju kehidupan akhirat.
Para ulama mendefinisikan politik sebagai:
"السياسة هو ما كان فعلا يكون معه الناس أقرب إلى الصلاح، وابعد عن الفساد، وإن لم يضعه الرسول صلى الله عليه وسلم ولا نزل به وحي."
Artinya, politik adalah segala sikap dan tindakan yang mendekatkan manusia kepada kemaslahatan dan menjauhkan mereka dari kerusakan, meskipun tidak secara eksplisit diajarkan oleh Rasulullah SAW atau diwahyukan melalui wahyu. Dengan pemahaman ini, politik tidak sekadar menjadi urusan duniawi, melainkan juga ibadah sosial yang bernilai amal saleh.
Politik Sebagai Ibadah Sosial
PKB memahami politik sebagai dharma bakti kepada agama, bangsa, dan umat manusia. Berpolitik bukan sekadar untuk mencapai kekuasaan, tetapi untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, melindungi bangsa, dan menciptakan harmoni sosial. Dalam konteks ini, politik dipandang sebagai ibadah yang berorientasi pada dua prinsip utama:
1. Jalbul Mashalih (Mendatangkan Kemaslahatan)
Politik berfungsi untuk membangkitkan segala bentuk manfaat bagi masyarakat, seperti pemerataan ekonomi, pendidikan yang berkualitas, pelayanan kesehatan yang terjangkau, dan perlindungan hukum yang adil. PKB berkomitmen untuk mendorong kebijakan-kebijakan yang membawa manfaat nyata bagi rakyat, terutama kaum mustadh'afin (lemah).
2. Daf'ul Mafaasid (Mencegah Kemudharatan)
Politik juga bertujuan mencegah kemudharatan, baik dalam skala individu maupun sosial. PKB menempatkan dirinya sebagai garda terdepan dalam memerangi korupsi, kolusi, dan nepotisme yang merusak sendi-sendi kehidupan bangsa. Selain itu, PKB berusaha mengatasi ancaman seperti radikalisme, perpecahan sosial, dan kerusakan lingkungan.
Berpolitik untuk Dunia dan Akhirat
Konsep politik rahmatan lil alamin mengajarkan bahwa kehidupan dunia dan akhirat tidak terpisah. Amal politik yang dilakukan untuk kebaikan masyarakat adalah bagian dari bekal akhirat. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." Dengan demikian, seorang politisi PKB dituntut untuk menjadikan politik sebagai jalan ibadah yang meliputi keadilan, keberpihakan kepada rakyat kecil, dan pengabdian kepada umat.
PKB, yang lahir dari rahim Nahdlatul Ulama, menjadikan nilai-nilai ini sebagai pedoman utama dalam setiap langkah politiknya. Visi ini sejalan dengan tujuan syariat Islam (maqashid syariah), yaitu menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Dalam konteks berbangsa, PKB meyakini bahwa menjaga kedaulatan negara dan melindungi warga negaranya merupakan bentuk nyata dari implementasi maqashid syariah.
Politik sebagai Jalan Menuju Kemaslahatan
PKB menempatkan politik sebagai alat untuk memperjuangkan kepentingan rakyat dan menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa. Melalui pendekatan politik yang humanis, inklusif, dan berorientasi pada kemaslahatan, PKB mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berkontribusi dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik. Dalam perjuangannya, PKB senantiasa menjunjung tinggi prinsip rahmatan lil alamin, sehingga politik yang dijalankan membawa manfaat bagi semua, tanpa membedakan suku, agama, atau golongan.
Dengan semangat ini, politik tidak lagi menjadi ajang konflik dan persaingan semata, tetapi menjadi ladang ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. PKB, melalui nilai-nilai rahmatan lil alamin, terus berupaya menciptakan dunia yang maslahat dan mempersiapkan bekal menuju akhirat yang penuh keberkahan.